Andai saja Ibu?.

 

"Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, BUKAN SEKALI-KALI KARENA KAMI MENGINGINKAN ANAK-ANAK PEREMPUAN ITU MENJADI SAINGAN LAKI-LAKI DALAM PERJUANGAN HIDUPNYA. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri kedalam tangannya : MENJADI IBU, PENDIDIK MANUSIA YANG PERTAMA-TAMA."

R.A. Kartini

4 Oktober 1902

(Door Duisternis Tot Licht)

 

Oh nasibmu Ibu?..

Kau curahkan perhatianmu untuk kemajuan kaummu

Kau berusaha melepaskan mereka dari belenggu

Belenggu adat?.

Belenggu pemikiran?.

Belum usai tugasmu

Belum tuntas keinginanmu

Belum jelas makna yang tersirat di hatimu

 

Sekarang mereka berlomba-lomba meraih dunia

Kebebasan sudah direngkuh

Apa saja bisa dilakukan

Apa saja mudah dikerjakan

Dari pemulung hingga spekulan ulung

Dari kondektur hingga direktur

Dari sopir taksi sampai atlet angkat besi

 

Andai saja kau masih hidup

Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan

Apakah kau akan senang ?

Atau kau akan menangis??..

Melihat kemajuan wanita Indonesia

Yang telah dapat menggantikan kedudukan pria

 

Kami para pria merasa bangga

Melihat wanita di negara ini telah sejajar dengan kami

Tapi kami pun merasa cemburu

Karena posisi kami tersaingi

Bahkan??

Sering kami terkalahkan

Tergantikan??

 

Bukan kami egois

Bukan kami melarang

Tapi kami harus kemana ?

Melupakan kodrat kami ?

Apakah kami harus tinggal dirumah

Menggantikan posisi wanita

Mengurus rumah

Mengurus anak

Menunggu istri pulang dari kantor

Apakah dunia memang sudah terbalik ?

 

Teringat suratmu, Ibu?.

Pemikiranmu?.

Pengorbananmu?.

Kau begitu diagungkan oleh kaummu

Hari kelahiranmu selalu diperingati

Meriah??

Ramai??

Penuh warna-warni ?...

Namun tanpa mengerti apa keinginanmu

Tak ada yang (mau) tahu maksudmu

Hanya ada satu kata yang terpekik

"Emansipasi???"

 

Oh?..Ibu??

Kau jalankan kewajiban yang Tuhan berikan dipundakmu

Kau laksanakan kodrat kewanitaanmu

Kau telah mendidikku sebagai manusia

Mengenalkanku pada dunia

Membimbingku dalam suka maupun duka

Kehangatanmu meresap dalam jiwa dan raga

Tanpa pamrih?..

Walau keringat, air mata, bahkan darah telah menetes

Tak dapat kubalas jasamu

 

Lihatlah disana

Seorang anak terlantar

Jiwanya memberontak

Padahal?..

Kehidupan mewah mengelilinginya

Segala keinginan terpenuhi

Namun?..

Ia butuh kasih sayang

Kemana orang tuanya ?

Oh?.

Semuanya sibuk

Semuanya terburu-buru

Semuanya diserahkan pada pembantu

Kenapa ?

Kenapa bisa terjadi ?

 

Aku tak tahu jawabnya

Mungkin Ibu dapat membantuku

Membantu mencarikannya

Atau mungkin Ibu sudah tahu ?

Atau Ibu ingin??.

??????Ibu?..Ibu??.

Mengapa menangis ?

 

"Emansipasi????????"

Tutur Ibu terbata-bata

Terdengar kecil??seperti berbisik

Lalu ibu tertunduk

 

19 April 1999

Hendry Howser Herlambang

Teringat dirimu?

 

Halaman depan | Disebuah etalase toko | Kerinduan ini | Inkubasi rasa | Rasa |

Diantara dua sisi | Permohonanku pada-Mu | Nur | Panorama kehidupan | Fana |