ALIGN="CENTER">Fana

 

Dingin ini menyadarkanku

Dari lamunan yang tak bertepi

Bagai terombang-ambing di laut luas

Tak menemukan .....

Apa yang dicari

Apa yang diinginkan

 

Sayup-sayup terdengar suara panggilan Illahi

Melupakan sejenak dari kehidupan duniawi

Meninggalkan mimpi-mimpi yang tak pasti

 

Percikan air membasahi parasku

Membersihkan diriku

Menghantarku menghadap-Nya

Sendiri...

Dalam surau sempit yang tenang

 

Aku bersujud....

Hening

Datar

Aku mengadu....

Betapa berat beban yang kupikul slama ini

Betapa panjang perjalanan yang sudah kulalui

Aku menangis...

Tak kuasa kutahan tetesan air mata ini

Membasahi sejadah putih yang tlah tampak usang

 

Sejumput kerinduan tlah kutebarkan di taman hatiku

Tumbuh tinggi menjulang menyesakkan dada

Bunga-bunga harapan bermekaran

Semerbak harumnya kasih

 

Tapi...

Tiba-tiba mendung menggelayut

Gelegar petir menyambar buas

Bungaku terbakar

Hangus..

Hitam.....

Tamanku hilang

 

Aku terhenyak

Dingin ini masih membalut tubuhku

Keringat di keningku

Meleleh tak pedulikan keadaan

Temaram hatiku

Berat..terasa sangat berat

Ingin kuobati luka hati ini

Tapi begitu dalam

Begitu besarnya

Aku......

Uff........

 

Hilang kataku

Beku otakku

Hampa hatiku

Sadari kealpaanku

Tengadah tanganku

 

Berdoaku disini

Dzikir membasahi lidahku yang kering

Mengalir lembut menusuk kalbu

Memohon kelapangan

Yakinku....

Sesudah kesulitan itu ada kemudahan

 

Matahari semakin beranjak

Oh...

Sanggupkah kujalani hari ini

 

Herl

(Al-Insyiraah)

5 April 1999 06.10 WIB

Semakin jauh

Semakin sayang

Persona Grata

 

Halaman depan | Disebuah etalase toko | Kerinduan ini | Inkubasi rasa | Rasa |

Diantara dua sisi | Permohonanku pada-Mu | Nur | Panorama kehidupan | Andai saja Ibu |